Download Buku Catatan Seorang Demonstran Pdf 482
Download ->->->-> https://shoxet.com/2tgdTa
Stalin bergabung dengan sebuah klub buku terlarang yang aktif di sekolah[40] dan ia sangat dipengaruhi oleh novel-pro-revolusioner tahun 1863 karya Nikolay Chernyshevsky yang berjudul Apa Yang Akan Dilakukan.[41] Buku lainnya yang berpengaruh terhadap pribadi Stalin adalah Patrisida karya Alexander Kazbegi, dan Stalin bahkan menyebut dirinya dengan julukan \"Koba\" yang berasal dari karakter protagonis bandit dalam buku tersebut.[42] Ia juga membaca buku Kapital karya pakar teori sosiologi Jerman Karl Marx yang diterbitkan pada tahun 1867.[43] Stalin lalu membaktikan dirinya kepada teori sosio-politik Marxisme,[44] yang saat itu sedang bangkit di Georgia dan merupakan salah satu jenis sosialisme yang menentang pemerintahan Tsar di Rusia.[45] Pada malam hari, ia menghadiri pertemuan-pertemuan buruh rahasia,[46] dan diperkenalkan kepada Silibistro \"Silva\" Jibladze, seorang Marxis yang menjadi pendiri kelompok sosialis Georgia Mesame Dasi ('Grup Ketiga').[47] Pada April 1899, Stalin meninggalkan seminari dan tak pernah kembali lagi,[48] meskipun sekolah tersebut berusaha membujuknya untuk tetap meneruskan pendidikannya.[49]
Pada Oktober 1899, Stalin mulai bekerja sebagai seorang meteorolog di sebuah observatorium di Tiflis,[50] dan saat sedang bertugas ia memiliki waktu untuk membaca.[51] Stalin mengadakan kelas teori sosialis dan berhasil menarik minat sekelompok pemuda di sekitarnya.[52] Ia menjadi salah satu penyelenggara sebuah pertemuan buruh rahasia dalam rangka Hari Buruh pada tahun 1900,[53] dan dalam pertemuan tersebut ia berhasil mengajak banyak orang untuk melakukan mogok kerja.[54] Pada masa ini, kepolisian rahasia kekaisaran yang disebut Okhrana sudah mengetahui kegiatan Stalin dalam gerakan revolusioner Tiflis.[54] Mereka mencoba menangkapnya pada Maret 1901, tetapi ia berhasil lolos dan bersembunyi,[55] dan hidup dari sumbangan teman-teman dan simpatisannya.[56] Walaupun masih harus bergerak secara diam-diam, ia membantu perencanaan unjuk rasa dalam rangka Hari Buruh tahun 1901, dan selama unjuk rasa tersebut 3.000 demonstran bentrok dengan aparat.[57] Ia berupaya menghindari penangkapan dengan memakai nama samaran dan tidur di apartemen-apartemen yang berbeda.[58] Pada November 1901, ia terpilih sebagai anggota Komite Tiflis di Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia (PBDSR), sebuah partai Marxis yang didirikan pada tahun 1898.[59]
Mereka juga berselisih pandang perihal jati diri negara Soviet. Lenin menyerukan agar negara tersebut berganti nama menjadi \"Uni Republik Soviet Eropa dan Asia\", yang menunjukkan keinginannya untuk memperluas wilayah di kedua benua tersebut. Stalin meyakini bahwa tindakan ini akan mendorong keinginan untuk merdeka di kalangan non-Rusia, dan ia berpendapat bahwa etnis minoritas akan merasa puas dengan keberadaan \"republik otonom\" di Republik Sosialis Federatif Soviet Rusia.[252] Lenin menuduh Stalin menganut pandangan \"chauvinisme Rusia Raya\", sementara Stalin menuduh Lenin sebagai seseorang yang memiliki keyakinan \"liberalisme nasional\".[253] Pada akhirnya mereka pun berkompromi dan nama negara tersebut diganti menjadi \"Uni Republik Sosialis Soviet\".[254] Pembentukan Uni Soviet diratifikasi pada Desember 1922; meskipun secara resmi bersistem federal, semua keputusan penting diambil oleh Politbiro di Moskwa.[255] Walaupun kompromi telah tercapai, Lenin dan Stalin tidak hanya berselisih soal kebijakan, tetapi juga perihal urusan pribadi; Lenin sangat marah setelah Stalin tidak sopan dengan istrinya di telepon.[256] Pada tahun-tahun terakhir kehidupannya, Lenin semakin sering menulis catatan yang merendahkan Stalin dan pernyataan-pernyataan tersebut menjadi wasiatnya. Ia mengkritik perilaku Stalin yang kasar dan kekuasaannya yang berlebihan, dan bahkan ia mengusulkan agar Stalin dicopot dari jabatan Sekjen.[257]
Pada tahun 1924, kelompok nasionalis Georgia yang menuntut kemerdekaan melancarkan Pemberontakan Agustus, tetapi pemberontakan tersebut dipadamkan oleh Tentara Merah.[282] Pada April 1925, Tsaritsyn berganti nama menjadi Stalingrad.[283]Kemudian, pada tahun 1926, Stalin menerbitkan sebuah buku yang berjudul Tentang Permasalahan-Permasalahan Leninisme.[284] Di buku ini ia mencetuskan konsep \"Sosialisme dalam Satu Negara\", yang ia klaim merupakan sudut pandang Leninis yang sesungguhnya. Namun, sudut pandang tersebut berbenturan dengan pandangan Bolshevik bahwa sosialisme tidak dapat didirikan di satu negara saja, tetapi hanya dapat terwujud secara global melalui proses revolusi dunia.[284]Pada tahun 1927, terjadi adu pendapat di tubuh partai perihal situasi di Tiongkok. Stalin telah mengajak Partai Komunis Tiongkok untuk bersekutu dengan kelompok nasionalis Kuomintang (KMT), karena ia merasa bahwa persekutuan Komunis-Kuomintang merupakan kubu pertahanan terbaik dalam membendung imperialisme Jepang di Asia Timur.[285] Namun, pada tahun yang sama, KMT memupuskan harapan ini dengan membantai anggota partai komunis di Shanghai di tengah bergeloranya Ekspedisi Utara.[286] Sementara itu, dalam kehidupan pribadinya, ia membagi waktunya antara rumah susun Kremlinnya dan rumah dacha di Zubalova.[287] Istrinya melahirkan seorang putri, Svetlana, pada Februari 1926.[288]
Stalin mengagumi bakat-bakat seni,[742] dan melindungi beberapa sastrawan Soviet, misalnya Mikhail Bulgakov, bahkan saat karya tulis mereka dianggap membahayakan rezimnya.[743] Ia suka mendengarkan musik,[744] dan mengoleksi sekitar 2.700 album musik.[745] Pada era 1930-an dan 1940-an, ia sering menonton pertunjukan-pertunjukan yang digelar di gedung Teater Bolshoi.[746] Selera musik dan teaternya tergolong konservatif, ia lebih suka menonton pertunjukan drama, opera, dan balet klasik daripada pertunjukan-pertunjukan yang ia lecehkan sebagai \"formalisme\" coba-coba.[693] Demikian pula halnya dengan seni rupa, ia lebih suka pada karya-karya seni rupa berlanggam klasik daripada langgam-langgam avant-garde seperti kubisme dan futurisme.[747] Ia gemar membaca, dan memiliki sebuah perpustakaan yang menampung lebih dari 20.000 jilid buku.[748] Hanya sedikit di antaranya yang merupakan karya fiksi,[749] meskipun ia hafal beberapa baris kalimat dari karya tulis Alexander Pushkin serta Nikolay Nekrasov, dan mampu mendaraskan kalimat-kalimat dalam karya tulis Walt Whitman di luar kepala.[742] Ia lebih suka membaca kajian-kajian sejarah, dan mengikuti perkembangan debat-debat di bidang kajian sejarah Rusia, Mesopotamia, Romawi Kuno, dan Bizantium.[613] Selaku seorang otodidak,[750] ia mengaku membaca sampai 500 halaman dalam sehari,[751] bahkan Simon Montefiore menghargainya sebagai seorang cendekiawan.[752]
Menurut Robert Service, Stalin adalah \"salah seorang tokoh terjahat dalam sejarah\", tokoh yang memerintahkan \"pembunuhan manusia secara sistematis dan berskala masif\".[827] Oleg Khlevniuk berpendapat bahwa tindakan-tindakan Stalin \"menjungkirbalikkan atau sepenuhnya menghancurkan secara harfiah kehidupan berjuta-juta manusia\".[843] Ia memperkirakan ada sekurang-kurangnya 60 juta orang yang mengalami satu dan lain bentuk penindasan atau diskriminasi di bawah rezim Stalin.[851] Catatan-catatan resmi menunjukkan bahwa 800.000 orang tewas ditembak mati di Uni Soviet antara tahun 1930 dan 1952, meskipun lebih banyak lagi jumlah orang yang tewas selama menjalani penyiksaan atau tewas akibat kondisi hidup yang buruk di kamp-kamp kerja paksa. Jauh lebih banyak lagi yang tewas akibat bencana kelaparan, terutama bencana kelaparan 1932-1933.[851] 153554b96e
https://www.honeydoohome.com/forum/welcome-to-the-forum/new-ergk-m-x-ti9